Selasa, 10 Januari 2012

klasifikasi tanah pada suatu wilayah dgn cara mengamati profil tanah


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
            Tujuan penelitian tanah adalah untuk mengetahui kondisi geologi dan geoteknik tanah untuk berbagai keperluan seperti desain pondasi, pertambangan, kestabilan lereng, pembuatan jalan, dll.Pengangkutan contoh tanah terutamauntuk penetapan kerapatan limbak, pH dan permeabilitas harus hati-hati. Guncangan-guncangan yang dapat merusak struktur tanah harus dihindarkan. Dianjurkan untuk menggunakan peti khusus yang besarnya disesuaikan dengan ukuran dan jumlah tabung
            Waktu penyimpanan perlu diperhatikan. Contoh tanah yang terlalu lama dalam ruang yang panas akan mengalami perubahan, karena terjadi pengerutan dan aktivitas jasad mikro. Sebaliknya contoh tanah disimpan dalam ruangan yang lembab (kelembaban relatif kurang lebih 90 % dan suhu kurabg lebih 18 % dengan variasi cukup kecil.
Pengenalan tanah di lapangan dilakukan dengan mengamati menjelaskan sifat-sifat profil tanah. Profil tanah adalah urutan-urutan horison tanah, yakni lapisan-lapisan tanah yang dianggap sejajar permukaan bumi. Profil tanah dipelajari menggali tanah dengan dinding lubang vertikal kelapisan yang lebih bawah.
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya  dari fraksi tanah halus. Berdasar atas perbandingan anyaknya butir-butir pasir, debu, liat maka tanah dikelompokkan kedalam beberapa kelas tekstur. Kelas besar butir merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah tetapi dengan memperhatikan pula banyaknya fragmen batuan atau fragsi tanah yang lebih besar dari pasir. Tanah-tanah bertekstur liat ukuran butienya lebuh halus maka setiap satuan berat mempunyai luas luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah yang bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno,2003)


Tujuan praktikum
Untuk mempelajari klasifikasi tanah pada suatu wilayah dgn cara mengamati profil tanah yang di bagi atau dibatasi perlapisan dengan beberapa parameter tekstur tanah warna tanah dsb.untuk mengetahui kondisi geologi dan geoteknik tanah untuk berbagai keperluan seperti desain pondasi, pertambangan, kestabilan lereng, pembuatan jalan, dll.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula.
Syarat utama terbentuknya tanah ada dua yaitu :
A. Tersedianya bahan asal
B. Adanya faktor yang mempengaruhi bahan asal
Bahan awal tanah dalam istilah ilmu tanah dinamakan bahan induk. Bahan induk ada yang berwujud batuan, mineral-mineral dan zat organik. Adanyja korelasi antara zone iklim dan zone jenis tanah. Mudah dimengerti bahwa pada permukaan yang paling berpengaruh adalah bahan induk, makin lama tanah berkembang ikllim makin besar pengaruhnya dan makin bersifat dominasi terhadap faktor lainnya.
Pengambilan contoh tanah juga sangat berpengaruh terhadap tingkat kebenaran hasil analisis sifat fisik dan sifat kimia tanah. Ada tiga cara pengambilan contoh tanah yaitu :
1) Contoh tanah utuh (undisturbed soil sampel), digunakan untuk penetapan berat jenis tanah, berat jenis partikel, porositas tanah, kurva pf, dan permeabilitas tanah.
2) Contoh tanah tidak utuh ( disturbed soil sampel), digunakan untuk penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensi, warna, dan analisis kimia tanah.
3) Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil agregate), digunakan untuk penetapan kemantapan agregat, pontesi mengembang dan mengkerut yang dinyatakan dengan nilai COLE (coofficient of linear extencibility). (penuntun dasar-dasar ilmutanah, 2009).
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan dilapang. Warna tanah mencerminkan beberapa sifat tanah. Kandungan bahan organik yang tinggi pada tanah akan menimbulkan warna lebih gelap. Tanah dengan drainase yang jelek atau sering jenuh air berwarna kelabu. Tanah yang mengalami dehidratasi senyawa besi akan berwarna merah.
Warana tanah itu amat dipengaruhi oleh kadar lengas didalam tanah. Tanah yang kering lebih muda warnanya daripada tanah basah. Ini disebabkan oleh karena bahan-bahan koloid kehilangan air. Selama tanah belum mencapai titik ubah, maka warna tanah masih tetap sama. Warna tanah basah itu lebih hidup dan juga pertentangan –pertentangan didalamnya adalah lebih tegas daripada didalam tanah kering.

Penetapan warna tanah digunakan Munsell Soil Colour Chart, yaitu :
1. Hue : Warna dominan sesuai dengan panjang gelombangnya.
2. Value : Merupakan kartu warna kearah vertikal yang menunjukkan warna tua dan muda atau hitam dan putih.
3. Chroma : Merupakan kartu warna yang disusun horizontal yang menunjukan Intensitas Cahaya.
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu, dan liat dalam suatu massa tanah (Dr. Nur hajati Hakim dkk, 1986).Tekstur penting dalam penentuan sifat fisika, kimia, dan fisika-kimia tanah. Ada 3 macam tekstur utama tanah, yaitu : tekstur pasir (sand), lempung (loam), dan liat (clay).
Struktur tanah adalah penyusunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) membentuk agregat tanah. Antara agregat yang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh bidang belah secara alami. Pengamatan struktur tanah dilapang terdiri dari :
1. Pengamatan bentuk struktur /tipe struktur
2. Besarnya agregat tanah yang dinyatakan sebagai kelas struktur
3. Pengamatan kuat lemahnya agregat tanah yang terbentuk yang dinyatakan sebagai derajat struktur tanah.
Setiap tanah mempubyai sifat-sifat yang khas (setts of charasteristic) yang merupakan hasil kerja faktor-faktor pembentuk tanah.
Akibat bekerjanya faktor-faktor pembentuk tanah ini, maka setiap jenis tanah akan menampakkan profil yang beerbeda. Pengamatan profil meliputi :
1. Pengamatan dalam profil itu sendiri, dan
2. Pengamatan faktor sekeliling yang mempengaruhi proses pembentuk tanah.
Dan untuk mengenal suatu jenis tanah, dilakukan praktikum pengenalan profil dilapang. Profil tanah didefinisikan sebagai irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke bahan induk tanah. Profil tanah yang akan diamati ciri-cirinya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Masih alami
2. Vertikal
3. Bidang profil tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung, dan setiap horison memiliki ciri morfologi, kimia dan fisika yang khas.



BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.    TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM
Praktikum pengamatan profil tanah dilaksanakan di Lahan Pertanian berbentuk lerengan Universitas Jambi pada hari rabu tanggal  19 Oktober 2011 pada pukul 08.00 – 10.00 WIB.

B.     ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah munsel, meteran, pisau, air, dan alat tulis.

C.    PROSEDUR KERJA
Adapun langkah kerja praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Dilakukan pengenalan alat
2.      Pengamatan Profil tanah
-          Di amati vegetasi di sekitar daerah praktikum
-          Disekitar area praktikum dibor agar diketahui apakah tekstur tanah representatif
3.      Penentuan Batas Horison
-          Ditentukan berdasarkan warna
4.      Diamati topografi tanah
5.      Ditentukan dan diamati struktur tanah dan kondisi tanah
-          Diambil bongkahan tanah dan di lihat bentuknya
6.      Ditentukan dan diamati tekstur tanah
7.      Dilakukan konsistensi
-          Tanah ditusuk – tusuk dengan kekuatan yang sama
8.      Ditentukan dan diamati warna tanah per horison



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   HASIL PENGAMATAN
Setelah dilakukan pengamatan profil tanah, diperoleh hasil sebagai berikut:
                                                    DATA PENGAMATAN
PENGAMATAN
HORISON
HASIL
Penentuan Batas Horison berdasarkan warna
Horizon O
Tidak ada
Horizon A
Berwarna Hitam
Horizon E
Berwarna agak pucat
Horizon B
Berwarna hitam
Horizon Bh
Berwarna hitam
Horizon Bt
Berwarna agak hitam
Topografi
Horizon A
Rata (30 cm)
Horizon E
Rata (30 – 40 cm)
Peralihan Horison
5 cm
Horizon Bt1
Bergelombang (18 cm)
Horizon Bt2
Bergelombang  (18 cm)
Horizon Bt3
Bergelombang (18 cm)
Bentuk Struktur Tanah
Horizon A
Berprisma
Horizon E
Gumpal membulat
Horizon Bh
Gumpal bersudut
Horizon Bt1
Gumpal bersudut
Horizon Bt2
Gumpal bersudut
Horizon Bt3
Gumpal bersudut
Tingkat Perkembangan
Tanah termasuk ke dalam struktur tanah kuat




Ukuran Struktur Tanah
Horizon A
Kecil (Halus) = 9 mm
Horizon E
Kecil (Halus) = 10 mm
Horizon Bh
Kecil (Halus) = 5 mm
Horizon Bt1
Kecil (Halus) = 8 mm
Horizon Bt2
Sedang = 12 mm
Horizon Bt3
Sedang = 15 mm



Tekstur Tanah
Horizon A
Liat berpasir
Horizon E
Lempung liat berpasir
Horizon Bh
Lempung berpasir
Horizon Bt1
Liat berpasir
Horizon Bt2
Liat berpasir
Horizon Bt3
Liat berdebu
Konsistensi Tanah
Horizon A
Teguh, tanah lembab
Horizon E
Teguh, tanah lembab
Horizon Bh
Teguh, tanah lembab
Horizon Bt1
Teguh, tanah lembab
Horizon Bt2
Sangat Teguh, tanah lembab
Horizon Bt3
Teguh, tanah lembab
Warna tanah
Horizon A
Abu – abu kecoklatan
Horizon E
Kuning
Horizon Bh
Coklat kekuningan
Horizon Bt1
Kuning
Horizon Bt2
Kuning
Horizon Bt3
Kuning


Adapun alat – alat yang digunakan dalam pengamatan profil tanah adalah :
1.      Afnilevel         :  Alat untuk mengukur kemiringan
2.      Munsel            :  Buku untuk melihat warna tanah
3.      Kompas           :  Alat untuk menentukan arah
4.      Meteran           :  alat untuk mengukur luasan area praktikum



B.     PEMBAHASAN
Profil tanah adalah penampang vertikal tanah yang menunjukkan susunan horison tanah. Setelah dilakukan pengamatan, tanah tersebut merupakan tanah dewasa. Karena terdiri dari horison A, E, Bh, Bt1, Bt2, Bt3.
Area pengamatan profil tanah berbentuk lerengan yaitu di bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah dan bagian tengah merupakan daerah pengamatan dengan ukuran penampang tanah 99 cm. Horison A berwarna hitam karena mengandung bahan organik dan mineral, horison E berwarna agak pucat karena terjadi iluviasi dari horison A, horison B berwarna hitam karena terjadi penimbunan bahan organik, horison Bh humus karena tertimbun liat, dan horison Bt terkandung bahan organik dan liat. Kondisi tanah tersebut dalam keadaan lembab.
Setelah diambil bongkahan tanah, horison A mempunyai struktur berprisma dimana sumbu vertikal lebih besar daripada sumbu horizontal, horison E mempunyai struktur gumpal membulat dimana tanah tersebut seperti kubus yang memiliki sudut membulat, sedangkam horison Bh, Bt1, Bt2, Bt3 mempunyai struktur gumpal bersudut  yang memiliki sudut – sudut yang tajam. Berdasarkan tingkat perkembangan, tanah tersebut termasuk tanah kuat karena strukturnya tidak rusak ketika di ambil dari profil tanah dan tetap tidak hancur ketika digerak – gerakkan.   
Tekstur tanah pada horizon A agak lekat, kasar, dan halus, maka termasuk tekstur lempung liat berpasir, horizon E agak lekat, kasar, dan halus, maka termasuk tekstur lempung liat berpasir, horizon Bh agak lekat, licin, dan kasar, maka termasuk tekstur lempung berpasir, horizon Bt1 dan Bt2 terkandung liat yang lekat, halus, licin, dan kasar, maka termasuk tekstur liat berpasir, dan horizon Bt3 termasuk tekstur liat berdebu.
Horizon – horizon yang terdapat dalam profil tanah berada pada tanah yang lembab dimana kondisi tanah mendekati kapasitas lapang berturut – turut teguh, sangat teguh bahkan teguh sekali karena tingkat perkembangannnya tanah yang kuat sehingga memerlukan tekanan yang makin besar.
Warna pada tanah ditentukan dengan menggunakan munsel. Pada horizon A di peroleh 10 YR 3/2 dengan value ≥3 berwarna abu – abu kecoklat – coklatan gelap, sangat gelap. Horizon E diperoleh 10YR 7/6 dengan warna kuning, horizon Bh diperoleh 10 YR 5/8 dengan croma 8 berwarna coklat kekuningan, dan horizon Bt1, Bt2, Bt3 diperoleh 10 YR 7/8 dengan warna kuning.    



BAB V
KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengamatan dan pembahasan, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Tanah tersebut merupakan tanah dewasa. Karena terdiri dari horison A, E, Bh, Bt1, Bt2, Bt3.
2.      Tanah tersebut termasuk tanah kuat karena strukturnya tidak rusak ketika di ambil dari profil tanah dan tetap tidak hancur ketika digerak – gerakkan.  
3.      Horison A mempunyai struktur berprisma, horison E mempunyai struktur gumpal membulat, horison Bh, Bt1, Bt2, Bt3 mempunyai struktur gumpal bersudut.
4.      Tekstur tanah pada horizon A dan E lempung liat berpasir, horizon Bh lempung berpasir, horizon Bt1 dan Bt2 liat berpasir, dan horizon Bt3 liat berdebu.
5.      Horizon – horizon yang terdapat dalam profil tanah berada pada tanah yang lembab.
6.      Horizon A di peroleh 10 YR 3/2 abu – abu kecoklat – coklatan gelap, sangat gelap. Horizon E diperoleh 10YR 7/6 dengan warna kuning, horizon Bh diperoleh 10 YR 5/8 berwarna coklat kekuningan, dan horizon Bt1, Bt2, Bt3 diperoleh 10 YR 7/8 dengan warna kuning.   
7.      Untuk melihat warna tanah digunakan munsel.

DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigono, sarwono.2010.ILMU TANAH.Jakarta:Akademika Pressindo
https://wahyuaskari.wordpress.com/literatur/profil-tanah/

http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2007/12/profil-tanah.html