BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Tujuan
penelitian tanah adalah untuk mengetahui kondisi geologi dan geoteknik tanah
untuk berbagai keperluan seperti desain pondasi, pertambangan, kestabilan
lereng, pembuatan jalan, dll.Pengangkutan contoh tanah terutamauntuk penetapan
kerapatan limbak, pH dan permeabilitas harus hati-hati. Guncangan-guncangan
yang dapat merusak struktur tanah harus dihindarkan. Dianjurkan untuk
menggunakan peti khusus yang besarnya disesuaikan dengan ukuran dan jumlah
tabung
Waktu penyimpanan
perlu diperhatikan. Contoh tanah yang terlalu lama dalam ruang yang panas akan
mengalami perubahan, karena terjadi pengerutan dan aktivitas jasad mikro.
Sebaliknya contoh tanah disimpan dalam ruangan yang lembab (kelembaban relatif
kurang lebih 90 % dan suhu kurabg lebih 18 % dengan variasi cukup kecil.
Pengenalan tanah di lapangan dilakukan dengan mengamati
menjelaskan sifat-sifat profil tanah. Profil tanah adalah urutan-urutan horison
tanah, yakni lapisan-lapisan tanah yang dianggap sejajar permukaan bumi. Profil
tanah dipelajari menggali tanah dengan dinding lubang vertikal kelapisan yang
lebih bawah.
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya dari fraksi
tanah halus. Berdasar atas perbandingan anyaknya butir-butir pasir, debu, liat
maka tanah dikelompokkan kedalam beberapa kelas tekstur. Kelas besar butir
merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah tetapi dengan memperhatikan
pula banyaknya fragmen batuan atau fragsi tanah yang lebih besar dari pasir.
Tanah-tanah bertekstur liat ukuran butienya lebuh halus maka setiap satuan
berat mempunyai luas luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan
air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah yang bertekstur halus lebih aktif
dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno,2003)
Tujuan praktikum
Untuk mempelajari klasifikasi tanah
pada suatu wilayah dgn cara mengamati profil tanah yang di bagi atau dibatasi
perlapisan dengan beberapa parameter tekstur tanah warna tanah dsb.untuk
mengetahui kondisi geologi dan geoteknik tanah untuk berbagai keperluan seperti
desain pondasi, pertambangan, kestabilan lereng, pembuatan jalan, dll.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah
adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan planet
bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat
pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan
relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula.
Syarat utama terbentuknya tanah ada dua yaitu :
A. Tersedianya bahan asal
B. Adanya faktor yang mempengaruhi bahan asal
Bahan awal tanah dalam istilah ilmu tanah dinamakan bahan induk. Bahan induk ada yang berwujud batuan, mineral-mineral dan zat organik. Adanyja korelasi antara zone iklim dan zone jenis tanah. Mudah dimengerti bahwa pada permukaan yang paling berpengaruh adalah bahan induk, makin lama tanah berkembang ikllim makin besar pengaruhnya dan makin bersifat dominasi terhadap faktor lainnya.
Pengambilan contoh tanah juga sangat berpengaruh terhadap tingkat kebenaran hasil analisis sifat fisik dan sifat kimia tanah. Ada tiga cara pengambilan contoh tanah yaitu :
1) Contoh tanah utuh (undisturbed soil sampel), digunakan untuk penetapan berat jenis tanah, berat jenis partikel, porositas tanah, kurva pf, dan permeabilitas tanah.
2) Contoh tanah tidak utuh ( disturbed soil sampel), digunakan untuk penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensi, warna, dan analisis kimia tanah.
3) Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil agregate), digunakan untuk penetapan kemantapan agregat, pontesi mengembang dan mengkerut yang dinyatakan dengan nilai COLE (coofficient of linear extencibility). (penuntun dasar-dasar ilmutanah, 2009).
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan dilapang. Warna tanah mencerminkan beberapa sifat tanah. Kandungan bahan organik yang tinggi pada tanah akan menimbulkan warna lebih gelap. Tanah dengan drainase yang jelek atau sering jenuh air berwarna kelabu. Tanah yang mengalami dehidratasi senyawa besi akan berwarna merah.
Warana tanah itu amat dipengaruhi oleh kadar lengas didalam tanah. Tanah yang kering lebih muda warnanya daripada tanah basah. Ini disebabkan oleh karena bahan-bahan koloid kehilangan air. Selama tanah belum mencapai titik ubah, maka warna tanah masih tetap sama. Warna tanah basah itu lebih hidup dan juga pertentangan –pertentangan didalamnya adalah lebih tegas daripada didalam tanah kering.
Syarat utama terbentuknya tanah ada dua yaitu :
A. Tersedianya bahan asal
B. Adanya faktor yang mempengaruhi bahan asal
Bahan awal tanah dalam istilah ilmu tanah dinamakan bahan induk. Bahan induk ada yang berwujud batuan, mineral-mineral dan zat organik. Adanyja korelasi antara zone iklim dan zone jenis tanah. Mudah dimengerti bahwa pada permukaan yang paling berpengaruh adalah bahan induk, makin lama tanah berkembang ikllim makin besar pengaruhnya dan makin bersifat dominasi terhadap faktor lainnya.
Pengambilan contoh tanah juga sangat berpengaruh terhadap tingkat kebenaran hasil analisis sifat fisik dan sifat kimia tanah. Ada tiga cara pengambilan contoh tanah yaitu :
1) Contoh tanah utuh (undisturbed soil sampel), digunakan untuk penetapan berat jenis tanah, berat jenis partikel, porositas tanah, kurva pf, dan permeabilitas tanah.
2) Contoh tanah tidak utuh ( disturbed soil sampel), digunakan untuk penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensi, warna, dan analisis kimia tanah.
3) Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil agregate), digunakan untuk penetapan kemantapan agregat, pontesi mengembang dan mengkerut yang dinyatakan dengan nilai COLE (coofficient of linear extencibility). (penuntun dasar-dasar ilmutanah, 2009).
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan dilapang. Warna tanah mencerminkan beberapa sifat tanah. Kandungan bahan organik yang tinggi pada tanah akan menimbulkan warna lebih gelap. Tanah dengan drainase yang jelek atau sering jenuh air berwarna kelabu. Tanah yang mengalami dehidratasi senyawa besi akan berwarna merah.
Warana tanah itu amat dipengaruhi oleh kadar lengas didalam tanah. Tanah yang kering lebih muda warnanya daripada tanah basah. Ini disebabkan oleh karena bahan-bahan koloid kehilangan air. Selama tanah belum mencapai titik ubah, maka warna tanah masih tetap sama. Warna tanah basah itu lebih hidup dan juga pertentangan –pertentangan didalamnya adalah lebih tegas daripada didalam tanah kering.
Penetapan warna tanah digunakan Munsell Soil Colour Chart, yaitu :
1. Hue : Warna dominan sesuai dengan panjang gelombangnya.
2. Value : Merupakan kartu warna kearah vertikal yang menunjukkan warna tua dan muda atau hitam dan putih.
3. Chroma : Merupakan kartu warna yang disusun horizontal yang menunjukan Intensitas Cahaya.
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu, dan liat dalam suatu massa tanah (Dr. Nur hajati Hakim dkk, 1986).Tekstur penting dalam penentuan sifat fisika, kimia, dan fisika-kimia tanah. Ada 3 macam tekstur utama tanah, yaitu : tekstur pasir (sand), lempung (loam), dan liat (clay).
Struktur tanah adalah penyusunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) membentuk agregat tanah. Antara agregat yang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh bidang belah secara alami. Pengamatan struktur tanah dilapang terdiri dari :
1. Pengamatan bentuk struktur /tipe struktur
2. Besarnya agregat tanah yang dinyatakan sebagai kelas struktur
3. Pengamatan kuat lemahnya agregat tanah yang terbentuk yang dinyatakan sebagai derajat struktur tanah.
Setiap tanah mempubyai sifat-sifat yang khas (setts of charasteristic) yang merupakan hasil kerja faktor-faktor pembentuk tanah.
Akibat bekerjanya faktor-faktor pembentuk tanah ini, maka setiap jenis tanah akan menampakkan profil yang beerbeda. Pengamatan profil meliputi :
1. Pengamatan dalam profil itu sendiri, dan
2. Pengamatan faktor sekeliling yang mempengaruhi proses pembentuk tanah.
Dan untuk mengenal suatu jenis tanah, dilakukan praktikum pengenalan profil dilapang. Profil tanah didefinisikan sebagai irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke bahan induk tanah. Profil tanah yang akan diamati ciri-cirinya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Masih alami
2. Vertikal
3. Bidang profil tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung, dan setiap horison memiliki ciri morfologi, kimia dan fisika yang khas.
BAB III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A.
TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM
Praktikum pengamatan
profil tanah dilaksanakan di Lahan Pertanian berbentuk lerengan Universitas
Jambi pada hari rabu tanggal 19 Oktober
2011 pada pukul 08.00 – 10.00 WIB.
B. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah munsel, meteran, pisau, air, dan alat
tulis.
C.
PROSEDUR KERJA
Adapun langkah kerja praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1.
Dilakukan
pengenalan alat
2.
Pengamatan
Profil tanah
-
Di amati
vegetasi di sekitar daerah praktikum
-
Disekitar area
praktikum dibor agar diketahui apakah tekstur tanah representatif
3.
Penentuan Batas
Horison
-
Ditentukan
berdasarkan warna
4.
Diamati
topografi tanah
5.
Ditentukan dan
diamati struktur tanah dan kondisi tanah
-
Diambil
bongkahan tanah dan di lihat bentuknya
6.
Ditentukan dan
diamati tekstur tanah
7.
Dilakukan
konsistensi
-
Tanah ditusuk –
tusuk dengan kekuatan yang sama
8.
Ditentukan dan
diamati warna tanah per horison
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
HASIL PENGAMATAN
Setelah dilakukan pengamatan profil tanah, diperoleh
hasil sebagai berikut:
|
Adapun alat – alat yang digunakan dalam pengamatan
profil tanah adalah :
1.
Afnilevel :
Alat untuk mengukur kemiringan
2.
Munsel :
Buku untuk melihat warna tanah
3.
Kompas :
Alat untuk menentukan arah
4.
Meteran :
alat untuk mengukur luasan area praktikum
B.
PEMBAHASAN
Profil
tanah adalah penampang vertikal tanah yang menunjukkan susunan horison tanah.
Setelah dilakukan pengamatan, tanah tersebut merupakan tanah dewasa. Karena
terdiri dari horison A, E, Bh, Bt1, Bt2, Bt3.
Area
pengamatan profil tanah berbentuk lerengan yaitu di bagian atas, bagian tengah,
dan bagian bawah dan bagian tengah merupakan daerah pengamatan dengan ukuran
penampang tanah 99 cm. Horison A berwarna hitam karena mengandung bahan organik
dan mineral, horison E berwarna agak pucat karena terjadi iluviasi dari horison
A, horison B berwarna hitam karena terjadi penimbunan bahan organik, horison Bh
humus karena tertimbun liat, dan horison Bt terkandung bahan organik dan liat.
Kondisi tanah tersebut dalam keadaan lembab.
Setelah
diambil bongkahan tanah, horison A mempunyai struktur berprisma dimana sumbu
vertikal lebih besar daripada sumbu horizontal, horison E mempunyai struktur
gumpal membulat dimana tanah tersebut seperti kubus yang memiliki sudut
membulat, sedangkam horison Bh, Bt1, Bt2, Bt3
mempunyai struktur gumpal bersudut yang
memiliki sudut – sudut yang tajam. Berdasarkan tingkat perkembangan, tanah
tersebut termasuk tanah kuat karena strukturnya tidak rusak ketika di ambil
dari profil tanah dan tetap tidak hancur ketika digerak – gerakkan.
Tekstur
tanah pada horizon A agak lekat, kasar, dan halus, maka termasuk tekstur
lempung liat berpasir, horizon E agak lekat, kasar, dan halus, maka termasuk
tekstur lempung liat berpasir, horizon Bh agak lekat, licin, dan kasar, maka
termasuk tekstur lempung berpasir, horizon Bt1 dan Bt2
terkandung liat yang lekat, halus, licin, dan kasar, maka termasuk tekstur liat
berpasir, dan horizon Bt3 termasuk tekstur liat berdebu.
Horizon
– horizon yang terdapat dalam profil tanah berada pada tanah yang lembab dimana
kondisi tanah mendekati kapasitas lapang berturut – turut teguh, sangat teguh
bahkan teguh sekali karena tingkat perkembangannnya tanah yang kuat sehingga memerlukan
tekanan yang makin besar.
Warna
pada tanah ditentukan dengan menggunakan munsel. Pada horizon A di peroleh 10
YR 3/2 dengan value ≥3 berwarna abu – abu kecoklat – coklatan gelap, sangat
gelap. Horizon E diperoleh 10YR 7/6 dengan warna kuning, horizon Bh diperoleh
10 YR 5/8 dengan croma 8 berwarna coklat kekuningan, dan horizon Bt1,
Bt2, Bt3 diperoleh 10 YR 7/8 dengan warna kuning.
BAB V
KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengamatan dan pembahasan, dapat
di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Tanah tersebut
merupakan tanah dewasa. Karena terdiri dari horison A, E, Bh, Bt1,
Bt2, Bt3.
2.
Tanah tersebut
termasuk tanah kuat karena strukturnya tidak rusak ketika di ambil dari profil
tanah dan tetap tidak hancur ketika digerak – gerakkan.
3.
Horison A
mempunyai struktur berprisma, horison E mempunyai struktur gumpal membulat,
horison Bh, Bt1, Bt2, Bt3 mempunyai struktur
gumpal bersudut.
4.
Tekstur tanah
pada horizon A dan E lempung liat berpasir, horizon Bh lempung berpasir,
horizon Bt1 dan Bt2 liat berpasir, dan horizon Bt3
liat berdebu.
5.
Horizon –
horizon yang terdapat dalam profil tanah berada pada tanah yang lembab.
6.
Horizon A di
peroleh 10 YR 3/2 abu – abu kecoklat – coklatan gelap, sangat gelap. Horizon E
diperoleh 10YR 7/6 dengan warna kuning, horizon Bh diperoleh 10 YR 5/8 berwarna
coklat kekuningan, dan horizon Bt1, Bt2, Bt3
diperoleh 10 YR 7/8 dengan warna kuning.
7.
Untuk melihat
warna tanah digunakan munsel.
DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigono, sarwono.2010.ILMU
TANAH.Jakarta:Akademika Pressindo
https://wahyuaskari.wordpress.com/literatur/profil-tanah/
http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2007/12/profil-tanah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar