KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan
puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, karunia dan
inayahnya, Makalah Dasar-Dasar Agronomi yang kami buat dapat diselesaikan
dengan baik.
Sebagai salah satu ilmu yang mempelajari tentang Pertanian,
Agronomi berperan
memberikan pengetahuan dalam aspek-aspek budidaya tanaman. Tidak hanya
memberikan pengetahuan teknik bercocok tanam, akan tetapi juga diarahkan pada
pengairan segi produksi pertanian dengan kebudayaan dan perkembangan ekonomi masyarakat
atau Negara.
Maksud
dan tujuan penulisan Makalah
Dasar-Dasar Agronomi ini adalah seyogianya kita bisa
memahami tentang peranan
Agronomi
secara umum dan permasalahan Agronomi
secara menyeluruh, sehingga tujuan pembelajaran bidang Agronomi dalam implikasi/penerapan di
masyarakat, pemerintahan dan dunia usaha dapat kita pahami bersama.
Kami menyadari
sepenuhnya bahwa didalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, karenanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak
sangat kami harapkan.
Akhir
kata , kami mengucapkan terima kasih
kepada dosen yang telah membaca Makalah Dasar-Dasar Agronomi yang kami buat.
Semoga Makalah Dasar-Dasar Agronomi yang
kami buat dapat bermanfaat dan dipelajari atau dipahami .
Jambi, 4 Oktober 2011
Penyusun
1
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar……………………………………………………………….....…1
Daftar
Isi………………………………………………………………………...…2
I.
Pendahuluan…….……………………………………………………...….3-6
II.
Isi……………………………….………………………………………...7-10
III. Penutup………………………….……………………………………...11-13
Daftar Pustaka……………………………..…………………………………..…14
Soal-Soal………………...................................................................................15-16
Jawaban………………………………………………………………………..…17
2
I.
PENDAHULUAN
Tanaman
Pertanian
Terdapat spektrum
luas untuk penggunaan tanaman. Yang paling nyata adalah untuk dukungan hidup
manusia. Semua pangan manusia diberi tanaman baik langsung maupun tak langsung
sebagai pangan hewan. Tanaman juga digunakan sebagai sumber kerangka bangunan,
sebagai bahan mentah dalam pembuatan sandang dan kertas dan bahan sintetik
seperti plastik dan rayon. Telah lama kita tergantung pada persenyawaan
kompleks yang dihasilkan tanaman: zat pewarna, tanin, lilin/malam, resin,
bumbu, obat-obatan dan jamu.
Tanaman hidup,
di samping memiliki pengaruh langsung pada manusia secara ekologi, digunakan
untuk mengatur erosi akibat air dan angin, untuk memberi perangkat tempat
rekreasi dan olahraga, sebagai bahan pertamanan, dan untuk memuaskan keinginan
manusia pada benda-benda indah.
Produksi
tanaman, yaitu pengelolaan tanaman yang bermanfaat, merupakan sokoguru
kebudayaan kita. Ilmu agronomi merupakan ilmu yang mempelajari cara pengelolaan
tanaman pertanian dan lingkungannya untuk memperoleh Produksi Maksimum.
Istilah tanaman
pertanian (crop plant) dalam arti luas adalah segala tanaman yang digunakan
manusia untuk tujuan apapun. Dalam arti terbatas, tapi yang lebih umum, tanaman
pertanian merupakan tanaman-tanaman yang berfaedah yang secara ekonomi cocok dengan
rencana kerja dan eksistensi manusia. Tanaman pertanian merupakan
tanaman-tanaman yang dikelola sampai tingkat tertentu; dan juga merupakan pemanenan
secara sistematik dari suatu tanaman seperti karet di Sumatra dan Kalimantan,
cengkeh di Ambon, serta merupakan pembudidayaan secara buatan dalam rumah kaca
pada seluruh kehidupannya, misalnya produksi buah anggur, tomat, anggrek di
rumah kaca.
3
Jalan sejarah
telah berubah dan akan berubah terus hanya oleh beberapa tanaman dari tanaman
dunia. Manusia telah bergulat untuk mendapatkannya dan untuk membudidayakannya.
Tanaman pertanian merupakan tanaman dari legenda dan sastra, dari kidung dan
sesaji.
Perkembangan
Pertanian
Perkembangan
setiap masyarakat secara sinambung bersendi pada ketersediaan suatu sumber
pangan yang cukup. Pada masyarakat primitif yang bersendi pada pengumpulan
pangan atau perburuan, setiap individu harus terlibat secara total dengan
urgensi kepastian sumber pangan. Keberlimpahan hanyalah bersifat sementara dan
merupakan kekecualian. Pemecahan masalah ini terjadi dengan penciptaan suatu
rentetan teknologi yang berhubungan dan kompleks, mencakup hubungan intim
antara tanaman-tanaman pertanian dan ternak yaitu perkembangan pertanian.
Pertanian secara
relatif merupakan inovasi yang belum lama berselang bila dibanding dengan
sejarah manusia, karena manusia semula dalam masa yang lama hanya bertindak
sebagai pengumpul makanan. Di dunia, pertanian nampaknya berkembang secara
sendiri-sendiri, pada waktu yang jauh terpisah pada beberapa tempat berlainan.
Perkembangan
pertanian secara lambat laun membawa keberuntungan dan surplus pangan yang
meyakinkan. Keadaan surplus demikian dapat membebaskan beberapa orang yang
terampil dengan keahlian lain dari tugas memproduksi pangan. Perkembangan
keahlian baru hanyalah mungkin bila kenaikan keefisienan pertanian mengizinkan
penggunaan waktu-waktu senggang yang baru diperoleh. Hingga kini, keadaan ini
masih berlaku. Hasil akhir pada kenaikan taraf hidup ditandai dari hal-hal yang
dulu dianggap sebagai suatu kemewahan yang akhirnya telah menjadi kebutuhan
sehari-hari.
4
Asal-usul
kebudayaan dapat ditelusur pada penemuan bahwa persediaan pangan berlebihan
dapat tercapai dengan penanaman biji atau bagian-bagian tanaman. Tanaman-tanaman
yang cepat tumbuh dan menghasilkan dalam semusim mungkin merupakan tanaman yang
diusahakan mula-mula. Teknologi yang menyangkut budidaya tanaman berumur
panjang seperti pohon buah-buahan, memakan waktu dan menuntut tingkatan
teknologi lebih tinggi; karenanya pada masa itu buah-buahan hanya dipanen dari
tanaman liar.
Secara praktis,
setiap tanaman kita sekarang telah dikembangkan pada zaman prasejarah. Ini
tercapai dengan dua cara yang berbeda, yaitu:
1. Penjinakan
(domestication), artinya dengan membawa beberapa spesies liar ke dalam budidaya
atau pengelolaannya.
2. Seleksi
(selection), artinya penangkaran yang berbeda-beda dari spesies tersebut.
Manusia primitif
menunjukkan kecerdikan luar biasa pada proses penjinakan tanaman liar dan
persiapan pangannya. Misalnya tanaman singkong yang mengandung racun yang dapat
mematikan (asam sianida, HCN) : telah lama sekali diketahui bahwa racun dapat
dihilangkan dengan proses pemasakan. Ini merupakan suatu teknik yang tak mudah
diketahui dengan begitu saja.
Seleksi
kadang-kadang mengakibatkan terciptanya suatu tipe baru dan untuk banyak
tanaman sangat efektif. Dari tanaman kita dewasa ini kebanyakan sangat berbeda
nyata dengan nenek moyangnya yang masih liar, dan banyak yang telah sangat
berubah sehingga garis-garis turunannya telah kabur. Manusia-manusia purba
merupakan pemulia tanaman (plant breeder) yang efektif, walaupun tanpa
pengetahuan genetika sedikit pun.
Tanaman
pertanian telah menyertai manusia dalam pengembaraan dan migrasinya. Introduksi
spesies baru kepada habitatnya yang baru, merupakan salah satu wajah penting
dalam perkembangan pertanian.
Kebudayaan
terletak pada penemuan-penemuan oleh orang-orang yang dilupakan sejarah.
Tidaklah diketahui secara tepat di manakah suatu tanaman pertama dibudidayakan.
5
Asia Tenggara,
dengan geografinya yang beraneka ragam yang mengakibatkan diversifikasi
vegetasi, dengan iklim yang lembut, dan kemampuan untuk mendukung populasi yang
stabil dengan ekonomi dari perburuan dan penangkapan ikan, telah diduga
merupakan lokasi yang layak sebagai tempat lahirnya pertanian primitif. Daerah
ini teristimewa kaya akan tanaman-tanaman yang membiak secara vegetatif;
kemungkinan penanaman-penanaman bagian vegetatif mendahului penanaman biji.
Asal-usul pertanian primitif mungkin pada beberapa tempat di dunia secara
tersendiri dan berkembang lewat penyebaran dan penyimpangan bentuk-bentuk
tanaman baru pada lingkungan baru. Ketika pertanian pindah ke daerah iklim
lebih dahsyat, penanaman dengan biji merupakan teknik yang dominan,
menggantikan penanaman secara vegetatif.
Ketika pertanian
datang pada Dunia Lama (Asia, Afrika dan Eropa), gerakan mengarah ke lembah
sungai, dimana dua bahaya kembar yaitu kekeringan dan kebanjiran harus diatasi.
Perubahan-perubahan raksasa dipercepat dengan inovasi yang diperlukan untuk
irigasi dan budidaya tanaman serealia. Teknologi baru menambah kebutuhan akan
tingkatan sosial yang lebih tinggi; karya-karya besar dibutuhkan untuk membuat
sungai menjadi berfaedah bukannya menjadi ancaman pada manusia. Keberhasilan
teknologi ini dapat diukur dari populasi yang didukungnya yang selalu
meningkat.
6
II.
ISI
Zaman kuno,
Mesopotamia yang merupakan buaian kebudayaan mempengaruhi situasi pertanian
kuno. Ekonomi kota yang pertama berkembang di sana dilandaskan pada teknologi
pertanian yang berkiblat pada kuil-kuil, imam, lumbung dan juru tulis-juru
tulis.
Penciptaan
surplus sosial menyebabkan terjadinya lembaga ekonomi berdasar peperangan dan
perbudakan. Administrasi untuk surplus yang harus disimpan mendesak kebutuhan
sistem akuntansi. Kebudayaan Mesopotamia bertahan untuk beribu tahun di bawah
banyak pemerintahan yang berbeda. Pengaruhnya, walaupun sukar didefinisikan
secara tepat, memancar ke Siria dan Mesir dan barangkali juga ke India dan
Cina.
Tulang punggung
pertanian terdiri dari tanaman-tanaman yang sekarang masih penting untuk
persediaan pangan dunia: gandum dan barlai, kurma dan ara, zaitun dan anggur.
Kebudayaan kuno dari Mesopotamia, Sumeria, Babilonia, Asiria, Chaldea mengembangkan
pertanian yang bertambah kompleks dan terintegrasi. Reruntuhan menunjukkan sisa
teras-teras, taman-taman dan kebun-kebun yang beririgasi.
Pengetahuan
tentang pertanian kuno dimana pun tidak lebih banyak dari di Mesir, dimana
pasir yang bertiup dari gurun memelihara data dan catatan dari zaman yang
menakjubkan.
Kebudayaan Mesir jaya, yang berpengaruh pada
kebudayaan-kebudayaan Barat sekarang, adalah makmur dalam keberlimpahan
pertanian yang dimungkinkan oleh kebanjiran Sungai Nil yang menyuburkan tanah
kembali. Orang Mesir adalah ahli dalam mengembangkan teknik drainase dan irigasi.
Drainase, yaitu pembuangan kelebihan
air, merupakan tuntutan di daerah seperti lembah Nil; hal ini meminta
pengembangan lereng-lereng tanah dan pembuatan sistem pengangkutan serta
saluran air yang efisien. Irigasi
yaitu pemberian air pada tanaman secara buatan, menyangkut penadahan,
pengantaran dan pemberian air. Masalah drainase dan irigasi saling menjalin;
pemecahannya oleh orang Mesir dengan membangun serentetan parit untuk menyimpan
air dan saluran yang melayani kedua tujuan tersebut.
7
Orang Mesir mengembangkan teknik
menaikkan air, yang masih dipakai sekarang. Penemuan yang utama adalah shaduf, yang memungkinkan menaikkan
2.250 liter air setinggi 1,8 m tiap hari kerja pria.
Kebudayaan Mesir
bertahan selama 35 abad, dan kemudian pelaut-pelaut Phoenicia meneruskan
warisan teknologi Mesopotamia dan Mesir ke kepulauan Yunani yang sedang muncul.
Yunani.
Walaupun orang-orang Yunani hanya sedikit menambah kemahiran praktek, sikap
analitik dan keingintahuannya terhadap alam benda memberi pengaruh besar pada
kemajuan teknologi di masa datang. Ilmu Botani berasal dari pikiran Yunani
zaman itu. Dua buah tulisan terkenal, History
of Plants dan Causes of Plants
dari Theophratus murid Aristoteles, mempengaruhi Ilmu Botani hingga abad 17.
Dia dipandang sebagai Bapak Ilmu Botani. Tulisan tersebut mencakup judul-judul
yang beraneka ragam seperti morfologi, klasifikasi, pembiakan dengan biji dan
secara vegetatif, geografi tumbuhan, kehutanan, hortikultur, parmakologi, hama
dan bau serta rasa tanaman. Diperbincangkan sebanyak 500 tanaman liar dan
tanaman pertanian. Dia membedakan Angiospermae dan Gymnospermae, Monokotil dan
Dikotil, membahas pembentukan lingkaran tahun dan cara-cara mengumpulkan damar
(resins) dan ter. Bahkan membahas penyerbukan pohon kurma betina dengan
bunga-bunga dari pohon jantan yang tak berbuah.
Kebudayaan
Yunani diserap oleh bangsa baru ke barat. Kekaisaran Romawi, berbeda dengan Yunani, dibangun dari dasar sumber alam yang
kokoh kuat. Kebalikan bangsa Yunani, bangsa Romawi sangat tertarik pada aspek
praktis dari pertanian. Pertanian merupakan bagian penting dari ekonomi dan
urusan yang sungguh-sungguh. Sumber penghasilan utama dari Romawi adalah pajak
tanah; perundang-undangannya yang paling penting berurusan dengan rencana
agrarian; kekayaan besar di investasikan pada tanah pertanian. Romawi tumbuh ke
kejayaan pada landasan teknologi pertanian yang sehat dan berfungsi. Sewaktu
mereka menaklukkan, mereka membangun suatu kebudayaan yang asalnya Yunani
tetapi pelaksanaannya secara Romawi.
8
Abad
pertengahan. Dengan runtuhnya Romawi dan Negara
Barat, kemahiran teknologi merambat ke Timur Dekat dan Timur Jauh. Antara tahun
500-1500, Dunia yang menyumbangkan hasil-hasil budidaya. Timbulnya Kebudayaan
Islam sesudah tahun 700 menggantikan kebudayaan kuno dan juga jadi
pemeliharaannya. Dunia Timur berada pada puncak kekayaan pada saat Eropa Barat
berada dalam kemerosotan. Pada saat itu, tak ada kemajuan teknologi; di Dunia
Barat seni pertanian bertahan di kebun-kebun biara. Berkebun merupakan bagian
integral dari kehidupan biara, yang dapat mendatangkan pangan, anggur,
hiasan-hiasan dan obat-obatan.
Dunia
Baru
(Benua Amerika, nantinya juga Australia). Penemuan Dunia Baru menimbulkan
harapan-harapan besar di Eropa seperti kekayaan dalam emas, rempah-rempah dan
bahan pangan baru, suatu harapan yang terpenuhi segala-galanya. Bahan-bahan
pangan ditemui dalam bentuk tanaman asing dan istimewa: jagung, kentang, tomat,
ubi jalar, labu, kacang tanah, buncis, alpokat, jambu mete, nenas, coklat,
panili, cabai, kina, coca, karet dan tembakau.
Pada abad
pertama pembentukan rumah rumbia mengelompok di kampung menunjang upacara-ibadah;
penduduk merupakan petani penuh yang telah menggunakan irigasi. Terjadi
penjinakkan tanaman baru, termasuk tomat, kacang tanah, buncis lima, dan jambu
biji. Pertanian berkembang terus hingga masa penaklukan oleh Spanyol.
Sistem
Pertanian di Indonesia
Sistem ladang
merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari
tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam. Pengolahan tanahnya sangat
minimum, produktivitas bergantung kepada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang
terjadi karena sistem hutan. Sistem ini pada umumnya terdapat di daerah yang
berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang
diusahakan umumnya tanaman pangan, seperti padi darat, jagung, atau
umbi-umbian.
9
Sistem tegal pekarangan
berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh dari sumber-sumber air yang cukup.
Sistem ini diusahakan orang setelah mereka menetap lama di wilayah itu, walaupun
demikian tingkatan pengusahaannya rendah. Pengelolaan tegal pada umumnya jarang
menggunakan tenaga yang intensif, jarang ada yang menggunakan tenaga hewan.
Tanaman-tanaman yang diusahakan terutama tanaman-tanaman yang tahan kekeringan
dan pohon-pohonan.
Sistem sawah
merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan
pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga
kesuburan tanah dapat dipertahankan. Ini dicapai dengan sistem pengairan yang
sinambung dan drainase yang baik. Sistem sawah merupakan potensi besar untuk
produksi pangan, baik padi maupun palawija. Di beberapa daerah, pertanian
tebu dan tembakau menggunakan sistem sawah.
Sistem perkebunan
baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar (estate) yang dulu milik swasta
asing dan sekarang kebanyakan perusahaan negara, berkembang karena kebutuhan
tanaman ekspor. Dimulai dengan bahan-bahan ekspor seperti karet, kopi,
teh dan coklat yang merupakan hasil utama, sampai sekarang sistem perkebunan
berkembang dengan manajemen yang industri pertanian.
10
III.
PENUTUP
Pertanian Berkelanjutan
Definisi
komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen-komponen fisik,
biologi dan sosioekonomi, yang direpresentasikan dengan sistem pertanian yang
melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia dibandingkan pada sistem
pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan pengendalian gulma, memiliki
efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahan-bahan input maksimum,
pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi tanaman, dan penggunaan
dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian.
Salah
satu pendekatan pertanian berkelanjutan adalah input minimal (low input) secara
khusus ditulis oleh Franklin H. King dalam bukunya Farmers of Forty Centuries.
King membandingkan penggunaan input minimal dan pendekatan berkelanjutan pada
pertanian daratan Timur (oriental) dengan apa yang dia lihat sebagai kesalahan
metoda yang digunakan petani Amerika. Gagasan King adalah bahwa sistem
pertanian memiliki kapasitas internal yang besar untuk melakukan regenerasi
dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya internal.
Baru-baru
ini, Undang-undang Produktivitas Pertanian Amerika, yang merupakan bagian dari
Undang-undang Keamanan Pangan 1985, menyediakan kewenangan untuk melaksanakan
program riset dan pendidikan pada sistem pertanian alternatif -yang kemudian
dikenal sebagai pertanian berkelanjutan dengan input minimal (Low Input
Sustainable Agriculture (LISA)). Pada bulan Desember 1987, Kongres Amerika
menyetujui US $ 3,9 juta untuk memulai pekerjaan tersebut atas dasar
undang-undang Keamanan Pangan. Undang-undang tersebut memberikan mandat untuk
melakukan investigasi ilmiah pada a) peningkatan produktivitas pertanian, b)
produktivitas lahan sentra produksi, c) mengurangi erosi tanah, kehilangan air
dan nutrisi, dan d) melakukan konservasi sumberdaya natural dan energi.
11
Petani
Amerika saat ini sedang mencari sumberdaya yang efisien, biaya lebih rendah,
dan sistem-sistem produksi yang lebih menguntungkan. Siapapun yang bergerak di bidang
pertanian seharusnya berbagi kepedulian yang lebih luas pada masyarakat dalam
mendukung lingkungan yang bersih dan nyaman. Selama sepuluh tahun terakhir,
telah terjadi paradigma yang mengangkat masyarakat pertanian dari kondisi yang
mengharuskan produktivitas lebih tinggi menuju suatu kondisi masyarakat yang
peduli pada keberlanjutan. Hal ini dirasakan sebagai suatu kesalahan bahwa
produktivitas yang tinggi dari kegiatan pertanian konvensional telah
menimbulkan biaya kerusakan yang cukup siginifikan terhadap lingkungan alam dan
disrupsi masalah sosial.
Dalam
usaha mengalihkan konsekuensi-konsekuensi negatif pertanian konvensional,
beberapa format sistem pertanian berkelanjutan yang berbeda telah
direkomendasikan sebagai alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan sistem
produksi pertanian yang dapat menguntungkan secara ekonomi dan aman secara
lingkungan. Kepentingan dalam sistem pertanian alternatif ini sering dimotivasi
dengan suatu keinginan untuk menurunkan tingkat kesehatan lingkungan dan kerusakan
lingkungan dan sebuah komitmen terhadap manajemen sumberdaya alam yang
berkeadilan. Tetapi kriteria yang paling penting untuk kebanyakan petani dalam
mempertimbangkan suatu perubahan usaha tani adalah keingingan memperoleh hasil
yang layak secara ekonomi. Adopsi terhadap metode pertanian alternatif yang
lebih lebar ini membutuhkan bahwa metode tersebut sedikitnya sama kualitasnya
dalam memperoleh keuntungan dengan metode konvensional atau memiliki
keuntungan-keuntungan non-keuangan yang signifikan, seperti sebagai usaha
menjaga penurunan kualitas sumberdaya air dan tanah secara cepat.
Riset
dan pendidikan bergerak terbatas diantara para peneliti atau mahasiswa.
Sebagaimana seorang mahasiswa menjadi lebih baik diberikan pendidikan mengenai
pengetahuan praktis pertanian berkelanjutan, lebih memiliki minat dan dana akan
ditingkatkan untuk mendukung riset selanjutnya.
12
Jaminan
peneliti dan ketersediaan dana penelitian ini akan lebih memberikan harapan
untuk meningkatkan minat pada pendidikan yang memandu riset selanjutnya secara
umum. Pooling pendapat yang dilakukan mahasiswa di sejumlah fakultas seluruh
Amerika menunjukkan ketertarikan pada pertanian berkelanjutan. Kebanyakan
mereka mempertanyakan masalah-masalah pertanian berkelanjutan sebagai sebuah
pemikiran yang tidak dapat diadopsi dalam program agroekologi. Mereka
memberikan komentar bahwa penurunan dampak lingkungan akibat usaha pertanian
berkelanjutan sebagai sebuah keuntungan yang besar dari meninggalkan usaha
pertanian konvensional. Lebih banyak riset yang dilakukan pada pertanian
berkelanjutan ini, program-program pendidikan yang lebih baik akan dapat
dilaksanakan di wilayah ini.
Ketika
perubahan dari kegiatan pertanian konvensional ke pertanian berkelanjutan
dilaksanakan, perubahan sosial dan struktur ekonomi juga akan terjadi. Pada
saat input menurun, terdapat hubungan yang menurun pula pada hubungan kerja
terhadap mereka yang selama ini terlibat dan mendapatkan manfaat dari pertanian
konvensional. Hasilnya adalah terdapat banyak kemungkinan yang dapat ditemukan
yaitu meningkatnya kualitas hidup, dan peningkatan kegiatan pertanian mereka.
Dalam mengadopsi input minimal (low input) sistem-sistem berkelanjutan dapat
menunjukkan penurunan potensial fungsi-fungsi eksternal atau konsekuensi-konsekuensi
negatif dari jebakan sosial pada masyarakat. Petani sering terperangkap dalam
perangkap sosial tersebut sebab insentif-insentif yang mereka terima dari
kegiatan produksi saat ini.
13
DAFTAR
PUSTAKA
Harjadi,
M.M Sri Setyati. 1978. Pengantar Agronomi.
PT. Gramedia: Jakarta Pusat.
www.
Google. com
14
Soal - Soal:
1. Cara
yang dikembangkan pada zaman prasejarah dengan membawa beberapa spesies liar ke
dalam budidaya atau pengelolaannya disebut…
a. Seleksi
b. Penjinakan
c. Shaduf
d. Irigasi
e. Drainase
2. Judul
tulisan terkenal dari Theophratus (murid Aristoteles) yang yang mempengaruhi
Ilmu Botani hingga abad 17 adalah…
a.
De agricultura
b.
De re rustica Libri III
c.
Historia naturalis
d.
History of Plants dan Causes of Plants
e.
Salah semua
3. Zaman
yang merupakan buaian kebudayaan yang mempengaruhi situasi pertanian kuno,
serta ekonomi kotanya yang pertama berkembang yang dilandaskan pada teknologi
pertanian yang berkiblat pada kuil, imam, lumbung dan juru tulis-juru tulis
adalah…
a.
Zaman kuno – Mesopotamia
b.
Kebudayaan Mesir
c.
Yunani
d.
Kekaisaran Romawi
e.
Abad pertengahan
4. Pada
sistem pertanian di Indonesia, kita temui berbagai sistem yang berbeda baik
tingkat efisiensi teknologinya maupun tanaman yang diusahakan, seperti…
a.
Sistem ladang
b.
Sistem tegal pekarangan
c.
Sistem sawah
d.
Sistem perkebunan
e.
Benar semua
5. Zaman
yang saat itu orang- orangnya ahli dalam mengembangkan teknik drainase dan
irigasi, serta mengembangkan teknik menaikkan air, yang masih dipakai sekarang,
yaitu pada zaman…
a.
Zaman kuno – Mesopotamia
b.
Kebudayaan Mesir
c.
Yunani
d.
Kekaisaran Romawi
e.
Abad pertengahan
6. Teknik
menaikkan air, yang masih dipakai sekarang, yang memungkinkan menaikkan 2.250
liter air setinggi 1,8 m tiap hari kerja pria disebut…
a.
Drainase
b.
Irigasi
c.
Shaduf
d.
Domestication
e.
Selection
15
7. Teknik
budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air,
sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga kesuburan tanah
dapat dipertahankan merupakan pengertian dari…
a.
Sistem ladang
b.
Sistem tegal pekarangan
c.
Sistem sawah
d.
Sistem perkebunan
e.
Sistem intensifikasi
8. Sumber
penghasilan utamanya berupa pajak tanah, perundang-undangannya yang paling
penting berurusan dengan rencana agrarian, kekayaan besar di investasikan pada
tanah pertanian. Keterangan tersebut menjelaskan ciri-ciri pada saat zaman…
a.
Kebudayaan Mesir
b.
Yunani
c.
Kekaisaran Romawi
d.
Abad pertengahan
e.
Dunia baru
9. Sistem
ini diusahakan orang setelah mereka menetap lama di wilayah itu, walaupun
demikian tingkatan pengusahaannya rendah. Sistem tersebut disebut…
a.
Sistem ladang
b.
Sistem tegal pekarangan
c.
Sistem sawah
d.
Sistem perkebunan
e.
Sistem ektensifikasi
10. Sistem
pertanian di Indonesia yang pada umunya terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit
dengan ketersediaan lahan tak terbatas disebut..
a.
Sistem lading
b.
Sistem tegal pekarangan
c.
Sistem sawah
d.
Sistem perkebunan
e.
Sistem diversifikasi
16
Jawaban:
1. B
2. D
3. A
4. E
5. B
6. C
7. C
8. C
9. B
10. A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar